Salah satu cara untuk menghilangkan rasa suntuk dan penat dari pekerjaan adalah clubbing. Soal biaya yang dikeluarkan untuk memasuki sebuah klub, harga ternyata tidak terlalu menjadi pertimbangan utama.
Dari survei bertajuk "Saat memilih tempat clubbing, apa yang paling penting bagi Anda?" kepada 117 responden, hanya 8 persen yang mengutamakan harga. Sementara faktor yang paling diutamakan saat memilih tempat clubbing adalah suasana.
Menurut salah satu partygoers, suasana yang biasanya dipilih adalah tempat yang kondusif. Hal itu meliputi tempat yang luas, langit-langit yang cukup tinggi dan penampilan orang-orang yang datang.
"Biasanya saya tidak nyaman kalau tempatnya sempit, langit-langitnya pendek jadi terasa panas. Karena kalau ada yang merokok asapnya membuat sesak. Penampilan pengunjung yang datang juga ikut pengaruh ke suasana. Kalau orangnya bersih, rapi, enak dilihat," tuturnya.
Musik, menempati tempat terpenting kedua dalam memilih tempat clubbing, yaitu sebanyak 23 persen. Diikuti dengan reputasi disc jockey (DJ) --sebanyak 20 persen-- di tempat tersebut. Biasanya, setiap klub memiliki DJ andalan mereka sendiri.
"Yang penting lagunya asyik," ujar salah seorang responden, melalui akun Twitternya.
Popularitas nama klub meskipun jadi salah satu pertimbangan, namun tidak terlalu menjadi hal utama. Hanya 13 persen responden yang memilih tempat clubbing karena kepopulerannya. Begitu juga dengan lokasi, tak lebih dari 10 persen responden yang memilih.
Meskipun lokasi dinilai tidak terlalu penting, namun ada kecenderungan kalau wilayah Jakarta Selatan banyak 'menyimpan' klub-klub favorit. Sebanyak 45 persen responden memilih klub di area ini, di antaranya SHY Rooftop Kemang; Tempus di The Ritz Carlton Mega Kuningan dan Blowfish di Wisma Mulia Jl. Gatot Subroto.
Selain Jakarta, kota lain yang cukup populer dengan klubnya berdasarkan survei ini adalah Yogyakarta, Bandung dan Bali.